RATUSAN TAHUN DESAKU TERISOLIR, KAPAN PEMERINTAH AKAN MEMPERDULIKAN DESAKU ?????


Tanggal 16 Februari 2012, sembari istirahat kerja gw iseng-iseng buka Facebook….ehhh temen gw ada yang bikin status katanya perahu
di kalisapi desa gw terbawa arus banjir. Langsung otomatis gw cari tau info tersebut, gw telpon keluarga di kampung untuk memastikan kebenaran terjadinya kecelakaan itu, kabar masih simpang siur, lalu gw telpon temen gw, gw sms semua teman-teman gw di kampung….ternyata kecelakaan itu benar-benar terjadi. Gw sebagai warga desa Kaliwungu Dukuh Kalisaga sangat-sangat sedih mendengar kabar itu, perahu Pak Warjo yang menjadi sarana saru-satunya terbawa banjir. Tiap hari anak-anak sekolah menuntut ilmu dengan menaiki perahu itu, puluhan kendaraan roda dua hampir tiap hari menggunakan perahu itu, para petani, pedangang, dari yang tua sampai yang muda semuanya hampir tiap hari menggunakan jasa perahu itu. Sungguh sangat-sangat memprihatinkan desa Kaliwungu Dukuh Silangit dan sekitarnya, puluhan tahun bahkan sampai ratusan tahun warga di desa tersebut terisolir,,,,perekonomian desa gw sangat-sangat susah, semua warga harus menunggu musim kemarau kalau ingin membuat rumah atau membuat sarana ibadah, dikarenakan susahnya kendaraan roda empat masuk desa gw,,,,karena hanya musim kemarau kendaraan roda empat bisa masuk.

Buat para adik-adik di kampung jangan sampai patah semangat dalam menuntut ilmu, berusahalah untuk menjadi orang hebat, berjuang demi masa depan yang cerah kalian. Jangan hanya gara-gara susahnya jalan untuk menuntut ilmu semangat belajar kalian gugur. Kalau kalian bisa menjadi orang hebat, mungkin bisa membawa berkah bagi desa kita. SEMANGATTTT….!!!!!

Dari berbagai sumber tentang kecelakaan perahu di Desa Kaliwungu, Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara.

Perahu Terbalik, Lima Orang Terseret Arus
TEMPO.COBanjarnegara – Sebuah perahu penyeberangan yang terbuat dari batang bambu atau gethek terbalik saat sedang menyeberang di Kali Sapi Desa Kaliwungu, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Korban lima orang; tiga bisa diselamatkan dan dua lainnya belum bisa ditemukan.

“Perahu terbalik karena empasan banjir. Kejadian sekitar pukul 15.00 tadi,” kata Kepala Seksi Bidang Pengendalian Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Serayu Citanduy, Arief Sugiarto, Kamis 16 Februari 2012.

Arief mengatakan perahu penyeberangan yang terbuat dari bambu itu memang biasa digunakan penduduk untuk menyeberang. Di sungai itu tidak ada jembatan penghubung sehingga masyarakat menggunakangethek untuk menyeberang, termasuk anak sekolah.

Masih menurut Arief, banjir terjadi akibat hujan deras yang terjadi sejak siang hari di daerah hulu. Banjir tiba-tiba datang dan langsung membalikkan perahu penyeberangan itu.

Eddy Wahono, anggota Dewan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah, mengatakan korban diselamatkan oleh masyarakat yang kebetulan ada di lokasi. “Tim SAR belum datang, masyarakat masih mencari keberadaan korban lainnya,” katanya.

Ia mengaku sudah memerintahkan penutupan Bendung Gerak Serayu untuk kemungkinan korban tersangkut di bendungan tersebut. Selain korban hanyut, sebuah sepeda motor juga ikut hanyut.

Hingga saat ini pencarian masih dilakukan. Pencarian dilakukan dengan menyusuri sungai tersebut hingga Bendung Gerak Serayu.

Tim SAR terus cari korban perahu terbalik

Banjarnegara (ANTARA News) – Tim SAR gabungan, Jumat siang, melanjutkan upaya pencarian dua korban perahu terbalik di Sungai Kalisapi, Desa Kaliwungu, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Kamis (16/2) pukul 15.00 WIB.

“Tadi selepas Shalat Jumat, tim SAR gabungan di antaranya dari BPBD, Banyuwoong, dan kepolisian kembali melanjutkan pencarian dua korban dengan menyusuri sungai,” kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Tursiman, di Banjarnegara.

Menurut dia, rute pencarian terbagi menjadi dua, tim pertama menyusuri sungai dari lokasi kejadian hingga bendungan di Desa Gajaholing, Kecamatan Mandiraja, sedangkan tim kedua menyusuri saluran dari bendungan yang menuju ke persawahan.

Ia mengatakan, elevasi air saat ini relatif lebih rendah dibanding saat perahu tersebut terbalik.

Kendati demikian, dia mengaku khawatir elevasi air kembali meningkat karena hujan mulai mengguyur wilayah Mandiraja.

“Hanya saja, lumpur di sungai ini cukup tebal sehingga menyulitkan pencarian. Semoga saja kedua korban tidak tertimbun lumpur,” katanya.

Selama melakukan pencarian, kata dia, tim SAR telah menemukan satu unit sepeda motor dan tas yang diduga milik korban.

Seperti diketahui, sebuah perahu penyeberangan yang ditumpangi lima orang termasuk tukang perahu dan keneknya serta sebuah sepeda motor, terbalik di Sungai Kalisapi, Desa Kaliwungu, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, pada Kamis, pukul 15.00 WIB.

Peristiwa yang terjadi saat sungai tersebut meluap, mengakibatkan dua orang penumpang perahu hanyut terbawa arus, sedangkan tiga orang lainnya ditemukan selamat oleh masyarakat sekitar.

Dua korban yang masih dalam pencarian, yakni Ansori (30), warga Desa Sukoharjo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo, dan Sulistyo (28), warga Desa Hulumanis, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati.

Mereka merupakan karyawan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Utama Karya, Desa Sokanandi, Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara.

Sementara tiga korban selamat, yakni Warjo Sapon (50), warga Desa Kaliwungu RT 01 RW 01, Tono (28), warga Desa Kaliwungu RT 02 RW 06, dan Kasdi (28), Desa Somawangi, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara.

Warjo Sapon merupakan tukang perahu penyeberangan, sedangkan Tono kenek perahu tersebut.

RATUSAN TAHUN WARGA HIDUP TERISOLIR

 BANJARNEGARA : Cakrawalaionline-821 warga dukuh pagirangandong,dukuh kali saga,dukuh silangit dan dukuh siluwung desa kaliwungu kecamatan mandiraja kabupaten banjarnegara sudah ratusan tahun hidup terisolir,dari jaman nenek moyang hingga saat ini ratusan warga terpaksa menyebrangi sungai kali sapi selebar 30 meter dan sedalam 160 Cm,jika musi hujan praktis warga tidak bisa melakukan roda perekonomian seperti  menjual hasil bumi.

Selain itu puluhan pelajar sekolah menengah maupun kejuruan juga menjadi pemandangan yang sangat meprihatinkan,karena jika berangkat dan pulang sekolah mereka harus menyebrang,selain baju basah juga buku pelajaran mereka basah,kondisi ini sudah berlangsung ratusan tahun,selain itu listrikpun juga belum masuk ke dukuh ini sehingga warga terpaksa menyalur listrik ke dukuh tetangga dan menyabrang sungai sapi.

Bertolak dari itu kepala desa kaliwungu sucipto saat ditemui wartawan pihaknya sudah berulangkali membuat proposal namun belum ditanggapi bahkan sampai memakan korban dua orang karyawan KSP yang hingga kini mayatnya belum diketemukan,mestinya pemerintah tidak menutup mata dalam hal ini,ujarnya kepada cakrawala.

Warga dukuh silangit sangat berharap pembuatan jembatan minimal jembatan gantung,sehingga akan mempermudah akses roda perekonomian,yulianto pelajar SMU  setiap pagi berangkat jam 6 menggunakan sepeda motor,biasanya motor dititipkan namun jika ada warga yang secara suka rela membantu menolong untuk mengangkut motornya biasanya motor diangkat rame-rame empat orang untuk di sebrangkan.ironis memang diera pembangunan masih banyak kita jumpai desa yang belum menikmati pembangunan sama sekali,bahkan listrikpun juga belum menyentuh dukuh yang berjiwa sekitar 800 ini,sealin itu didukuh tersebut juga terdapat sekolah Dasar negri namun gurunya sering tidak bisa mengajar akibat luapan sungai sapi dan kedalamanpun mencapai 1 meter  lebih,akibatnya puluhan siswa SD lagi-lagi menjadi korban?apakah pemerintah akan masih menutup mata dan menunggu korban berikutnya?(kris)

RATUSAN WARGA ANDALKAN RAKIT

BANJARNEGARA : Cakrawalaonline-warga desa kaliwungu dusun silangit kecamatan mandiraja terpaksa mengandalkan rakit untuk ,enyebrang sungai sapi,hal ini dilakukan karena tidak adanya jembatan penghubung antar dukuh didesa tersebut,meski ada jembatan gantung namun kondisinya sudah rusak parah dan jaraknyapun lebih jauh yakni sekitar tiga kilometer.

Selain warga masyrakat yang paling membutuhkan sarana ini adalah puluhan pelajar yang harus pulang pergi menggunakan sarana rakit yang terbuat dari Drum yang dipinjam dari penambang pasir untuk dibuat rakit sebagai sarana penyebrangan.sementara pasca terjadinya bencana yang menewaskan dua orang karyawan KSP,kepala desa kaliwungu sucipto melarang para operator perahu rakit untuk beroprasi jika banjir datang atau cuaca buruk,memang diakui sucipto perahu sebagai sarana satu-satunya  untuk menyebrang,jika hujan pagi hari puluhan pelajar tidak bisa berangkat sekolah karena tidak adanya perahu yang beroprasi,ujarnya.(kris)

Semoga bisa menjadi perhatian para wakil rakyat.

Posted on 7 Maret 2012, in Uncategorized. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar